Minggu, 17 Januari 2010 di 19.16 | 0 komentar  
Saat ini, perdagangan dan penggunaan obat-obatan terlarang semakin marak. Karena itu, berbagai upaya pencegahan dilakukan. Mulai dari menggalang kesadaran bahaya narkoba, hingga pemberantasan langsung ke sarang produsennya. Sayangnya, upaya ini sepertinya adalah upaya yang masih harus terus digalakkan. Sebab, seolah-olah, para produsen narkoba punya berbagai cara untuk memperdagangkan ke mana-mana.

Mengingat bahayanya narkoba, beberapa ilmuwan rupanya mencoba mencari jalan lain untuk mencegah penyebaran obat terlarang ini. Salah satunya yang dilakukan oleh para peneliti dari The Baylor College of Medicine di Texas Amerika. Mereka mencoba mengembangkan vaksin bagi para pecandu narkoba. Dan, setelah satu dekade, mereka baru-baru ini mengklaim telah berhasil menemukan vaksin yang bisa berfungsi menekan keinginan orang mengonsumsi narkoba. "Ini hasil menggembirakan setelah kerja keras satu dekade lebih," sebut Profesor Psikiatri Dr Tom Kosten yang memimpin penelitian ini dalam pernyataannya.

Vaksin ini menurut Tom akan berguna bagi mereka yang ingin menghentikan kebiasaannya mengonsumsi obat terlarang. "Bagi masyarakat yang sangat ingin berhenti dari kecanduan kokain, vaksin ini akan sangat berguna. Sebab, kebanyakan pengguna kokain akan menjadi tergoda dan kambuh lagi untuk mengonsumsi kokain. Namun setelah menggunakan vaksin ini dia akan kehilangan selera dan sama sekali tidak ingin mengonsumsi kokain lagi," sebutnya.

Saat ini Tom Kosten sedang mengajukan proses persetujuan dari US Food and Drug Administration untuk persetujuan uji lintas lembaga yang akan dimulai musim semi. Ini akan menjadi uji klinis terakhir sebelum vaksin mendapat persetujuan untuk bisa digunakan masyarakat.

Ia juga menyebut bahwa vaksin antinarkoba ini juga bisa bekerja sebagai vaksin untuk methamphetamine, heroin, dan nikotin. Karena itu, vaksin ini bisa jadi hal yang sangat penting manfaatnya untuk melawan kecanduan.

Berita ini tentu akan menggembirakan bagi banyak pihak yang menentang narkoba. Betapa tidak. Jika vaksin ini bisa diberikan kepada semua orang, dan tak kan ada lagi orang yang ingin mengonsumsi narkoba, tentu penjualan obat haram itu akan menurun. Tentu, ini adalah harapan bagi kita semua. Semoga.
Diposting oleh my adventure
Jumat, 15 Januari 2010 di 04.13 | 0 komentar  
Penerimaan Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2008 mensyaratkan calon taruna harus berasal dari lulusan S1 atau S2. Namun pada tahun 2009, dibuka lagi peluang buat calon taruna lulusan SMA.

“Setiap rekrutmen itu harus dihitung sampai masa pensiun. Kalau penerimaan S2 yang usianya dengan SMA sudah berbeda 10 tahun. Berarti nanti untuk mengisi di jabatan puncak dan pejabat utama, yang dari sumber S2 sudah pensiun nggak akan bisa diisi,” kata Kapolri Jendral Polisi Bambang Hendarso Danuri (BHD) di Mabes Polri, Jumat (29/5/2009).

Kapolri menambahkan sebanyak 5.000 anggota Polri akan pensiun. Polri pun telah melakukan kajian untuk kembali menerima Akpol dari lulusan SMA.

“Berdasarkan kajian berjalan ada hal-hal spesifik yang perlu jadi pertimbangan sehingga untuk Akpol kita menerima kembali untuk yang dari SMA,” kata mantan Kabareskrim tersebut.

Menurut Bambang, kebijakan ini tidak menutup peluang bagi lulusan S1 dan S2 untuk bergabung menjadi Taruna Akpol. Mereka juga diperkenankan untuk masuk menjadi Akpol.

Bambang juga membantah kebijakan barunya ini merupakan sebuah langkah mundur. “Ini tidak mundur, jangan salah. Apapun yang kita lakukan ada evaluasi,” pungkas Mantan Kapolda Sumut ini.
Diposting oleh my adventure
Hari Ibu di Indonesia
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.
Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Diposting oleh my adventure
Visit the Site
template by herry.